Selasa, 07 Oktober 2014

RENUNGAN BILA AJAL MENJEMPUT

RENUNGAN BILA AJAL MENJEMPUT.
Sudah menjadi keyakinan dalam kehidupan kita, bahwa segala yang ada permulaannya, tentu akan ada penghabisannya, setiap yang punya awal, mesti akan punya akhir, tidak ada keabadian dalam kehidupan dunia ini, semuanya datang dan pergi silih berganti, berubah oleh pergeseran masa dan pertukaran waktu. Demikianlah kalau kita mau merenungi dari alam di sekitar kita, sejak dari kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai kepada kehidupan kita, makhluk bernama manusia.
Lihatlah kita manusia misalnya, dimulai sejak kita terlahir ke alam ini, keluar dari rahim ibu, menjadi bayi yang merah tidak berdaya, untuk kemudian berangsur meningkat menjadi anak-anak. Dari kehidupan anak-anak berubah kita lagi menjadi remaja, dengan segala keceriaan dan kelincahannya, dan dari masa remaja, naik lagi kita memasuki usia dewasa, untuk kemudian berangsur memasuki hari tua.
Lalu… setelah kita memasuki hari tua, sehari, seminggu, sebulan, setahun, sampailah kita kepada batas waktu yang telah ditentukan oleh Allah, yang dinamakan ajal dan bertemulah kita dengan yang disebut maut. Ini merupakan kepastian dalam kehidupan.
Kalau saja kita mau merenung, perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita, seharusnya membuat kita insaf dan sadar. Bila maut sudah menjemput kita, apakah selesai sampai disitu, belum. Kalau lahir merupakan perpindahan hidup dari alam rahim ke alam dunia, maka mati hakikatnya perpindahan hidup dari alam dunia ini ke alam kehidupan berikutnya yang dinamakan alam barzah.
Andai kata hidup cuma sekali, secara moral kita sanggup berkata, alangkah tidak adilnya Tuhan, kenapa? Dalam kehidupan ini kan… aneka ragam terjadi, ada orang dzlaim, ada orang yang didzalimi, ada orang yang membunuh, ada orang terbunuh, ada orang yang kaya, ada orang miskin, ada orang yang jujur, ada orang yang menghalalkan segala cara, sehingga banyak ketidakadilan yang terlepas dari pengadilan dunia. Andai kata hidup cuma sekali, tidak ada hidup setelah hidup yang sekarang ini, bagaimanakah nasib mereka yang lepas dari pengadilan dunia ini. Alangkah tidak adilnya Allah, andai kata tidak ada kehidupan setelah hidup sekarang ini, tentulah akan terjadi, dimana orang akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yang penting kan… saya kaya, yang penting kan… saya punya kedudukan tinggi, kalau perlu jilad atas, sikut kiri-kanan, kalau perlu injak orang bawab, injak yang bawah. Ini perinsip orang komunis, dan pantas…, karena mereka tidak percaya kepada kiamat, pantas…karena mereka tidak percaya kepada hidup sesudah hidup yang sekarang.
Sebagai muslim yang percaya bahwa kiamat pasti ada, akhirat pasti ada, hidup hanya cuma sekali, maka kalau kita dzalim, kalau kita berbuat aniyaya, kalau kita melakukan korupsi, kalau kita merugikan orang lain, boleh jadi kita terlepas dari pengadilan dunia, tapi ingatlah bahwa kita tidak akan pernah lepas dari pengadilan Allah, pengadilan Qodhi Rabbul Jalil, dimana kita akan diadili seadil-adilnya, dan tidak ada perbuatan salah yang bagaimanapun kecilnya tidak akan lepas dari pengadilan di akhirat itu nanti.
Pantas saja…. kalau suatu hari malaikat jibril dating menesehati Rasulullah SAW, yang artinya juga menesehati kita semua. Apa kata malaikat jibril kepada Baginda Nabi.
يَا مُحَمَّدْ إِسْمَ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ
Hai… Muhammad hiduplah semau kamu, tapi jangan lupa, kamu pasti akan mati, Dan mati itu bukan akhir segalanya, dia babak baru bagi kehidupan selanjutnya, silahkan hidup menurut mau mu, tapi jangan lupa kau pasti akan mati.
وَعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌ بِهْ
Kerjakan apa saja yang kau mau, (kalau kau menghalalkan segala macam cara, persilahkan kau kerjakan), tapi jangan lupa kau akan mendapatkan balasan dari seluruh amal perbuatan mu.
وَأَحْبِبْ ماَ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَرِّ قُهُ
Dan cintailah apa yang mau kamu cintai, (kau cintai anak-istri mu, silahkan..., kau cintai harta-benda mu, silahkan..., kau cintai pangkat dan jabatan mu, persilahkan...), tapi jangan lupa, kau pasti akan berpisah dan meninggalkan segala apa yang kau cintai itu.
Apa artinya ini buat kita, ternyata setelah maut menjemput kita, ada kehidupan setelah hidup sekarang ini. Setelah kiamat datang, kau akan diminta pertanggung jawab setelah kehidupan sekarang ini.
Oleh karena itu, kehidupan akhirat bukanlah dongeng dan tahayul, bukan khurafat dan hayalan. Kehidupan akhirat, hari kiamat adalah kebenaran dan kepastian. Dalam surah al-Hajj ayat ke 7 Allah SWT menyatakan :
Artinya : “Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur”
Nah….. kalau kita sudah yakin, bahwa kiamat sesuatu yang pasti adanya, akhirat sesuatu yang pasti adanya, dari mana pembicaraan kiamat itu kita mulai, tentu dari kita. Marilah kita memulai merenungi dari proses hidup ini, sampai kita memasuki kiamat,
Tidak ada makhluk secantik manusia, dari seluruh makhluk yang diciptakan Allah itu, manusia fi ahsani taqwin (dalam bentuk yang paling sempurna), dari susunan biologis, sampai kemampuan berfikir. Kesempurnaan hidup manusia di topang oleh dua unsur pokok, perama: unsur jasmani, dan kedua: unsur rohani (jasad dan roh). Jasad kita, kalau sudah ditinggalkan oleh ruh, tidak bisa berbuat apa-apa.
Muslim dianjurkan banyak-banyak mengingat mati dalam kehidupan, mengingat mati sesungguhnya akan mendorong manusia untuk bekerja lebih tekun, sebagaimana yang dicontohkan oleh Umar bin Khattab, tatkala ada perintah untuk berhijrah…..
Apa yang membuat orang takut mati, (1) dia tidak tahu bagaimana kehidupan setelah mati (alam kubur gelap, alam kahirat gelap) sehingga dia bingung, kemudian takut. (2) boleh jadi karena bayang-banyangan dosa yang pernah dia kerjakan di dunia ini, dia tertawa, bahagia diatas tumpukan dosanya, merasa segan berpisah dengan kehidupan ini, sehingga, boleh jadi maut merupakan sesuatu yang ditakutkan benar adanya dalam kehidupan. Tapi bagaimana pun takutnya, tidak ada tempat lari dari maut.
Dalam ayat lain Allah SWT menjelaskan :
أَيْنَمَا تَكُنُوْ يُدْرِكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْكُنْتُمْ فِي بُرُجٍ مُسَيَّدَهْ
Artinya : “Dimana saja kamu berada (dalam benteng yang paling tangguh sekalipun) maut pasti akan datang menjemput kamu”
Nah… Bagaimana caranya maut menjemput kita? Bila datang dia, sang malaikat pencabut nyawa, malaikat Izrail namanya, hendak mengambil ruh kita. Dalam kondisi seperti itu, terbagilah manusia dalam dua bagian besar, pertama, yang menghadapi sakaratul maut itu dengan Husnul Khotimah (baik diakhirnya) sehingga pada saat ruh tatkala berpisah dengan jasadnya, kelihatan dia seperti senyum, mukanya cerah, bahkan sebelum itu boleh jadi dia sempat meninggalkan pesan-pesan yang baik, ada yang sempat baca tahlil, ada yang sempat baca al-Qur’an, sekalipun demikian, saat ruh mau keluar, sakitnya tiada tara. Rasulullah SAW dikala beliau hendak berhadapan dengan sakaratul maut, diceritakan “mencelupkan tangannya ke dalam gelas berisi air, lalu mengusapkannya ke mukanya, seraya berdo’a : Ya Allah mudahkan saya dalam mengahdapi sakarat ini. Beliau juga mengatakan bahwa sakitnya sakaratul maut sama dengan 300 kali bacokan pedang, sehingga kita diajarkan do’a, diantara do’a selamat “Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut” (Ya..Allah mudahkan saya dalam menghadapi sakaratul maut itu). Tatkala ruh mau keluar dari jasad, mata masih mengikuti ruh itu.
Adapun golongan kedua tatkala berhadapan dengan sakaratul maut mendapatkan Syu’ul Khotimah (jelek diakhirnya). Setelah ruh berpisah dari badan, maka tinggallah jasad, ditangisi oleh orang yang kita tinggalkan, sehingga kepada putrinya Fatimah Rasulullah SAW, tatkala mau dijemput oleh malaikat maut, beliau berkata kepada putrinya: “Fatimah…kamu tahu siapa yang datang, Fatimah menjawab saya tidak tahu abah…yang datang itu Haadzimul Lazza (itu dia yang menghacurkan seluruh kesenangan dunia) wa qati’u syahwat (yang memisahkan kita dengan seluruh yang kita cintai), dia malaikat maut Fatimah.
Diuruslah jasad kita, dimandikan, sebagaiman mestinya, dikafani dengan kain putih tiga lembar, itu yang kita bawa kembali ke tempat asal kita, harta yang banyak, isteri yang cantik, anak yang lucu, tidak ada yang menyertai kita, kain putih 3 lembar saja, diiringkan kita ke arah kiblat, orang mensholati kita, kemudian upacara pelepasan, berangkat kita meninggalkan anak, isteri, suami, kampung halaman, tanah air, bahkan alam dunia ini. Selamat tinggal alam beserta isinya, saya akan kembali ke tempat asal saya, dan akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang saya lakukan di alam dunia ini.
Manakala upacara pelepasan selesai, selesailah sudah…dimasukkan kita ke keranda jenazah, dibawalah kita ditempat peristirahatan terakhir…yang luasnya tidak lebih dari 2 x 1 meter. Gumpalan tanah akan menjadi bantal kita, dibaringkan kita kearah kiblat. Orang-orang akan pulang ke rumahnya masing-masing, masuklah kita ke alam selanjutnya yaitu alam barzah atau alam kubur, apa selesai hidup sampai disitu “tidak”.
Semoga Allah SWT senantiasa menyayangi kita, memberikan tempat yang terbaik disisinya, dan semoga di akhir hayat kita nanti menjadi Husnul Khotimah, ditempatkan pada tempat yang terbaik dan dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya. Amien Ya Rabbal ‘Alamien.









Sumber:https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=438381259521821&id=415531858473428&fref=nf

CARA MENGHILANGKAN RASA CEMAS ,TAKUT DAN DEG DEGAN

Cara Menghilangkan Rasa Cemas, Takut Dan Deg-degan

Posted: August 23, 2012 in umum
6
Cara menghilangkan rasa cemas, takut dan deg-degan,, hanya diri kalian sendiri lah yang bisa menghilangkan itu,, karna itu akibat dari faktor dalam diri anda,, disini ada beberapa tips , semoga bermanfaat.
1. istirahat agar tenang secara fisik.
2. Alihkan perhatian dari hal yang mencemaskan selama 15 menit dengan jalan di sekitar tempat kediaman, membuat secangkir teh atau mandi.
3. Jika jantung berdenyut lebih cepat atau telapak tangan berkeringat, yang paling baik adalah jangan diperangi.
Letakkan telapak tangan di perut dan bernafas perlahan dan dalam (tidak lebih dari 12  nafas per menit) membantu menenangkan badan.
4. bantu pikiran anda terbiasa mengatasi panik dan dapat menghilangkan rasa takut.
5. Ambil waktu untuk memejamkan mata dan membayangkan sebuah tempat yang aman dan tenang.
6. Menceritakan rasa takut dapat menghilangkan banyak ketakutan.
7. Tidur yang baik, makanan lengkap dan sering jalan kaki merupakan obat terbaik untuk mengatasi keresahan.

Sumber:http://malsahnurazis.wordpress.com/2012/08/23/cara-menghilangkan-rasa-cemas-takut-dan-deg-degan/

Hukum berbisnis game online menurut islam

Hukum Berbisnis Game Online Menurut Islam

Allah swt menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya swt dan menjadikan makhluk-Nya merupakan campuran antara daging dan ruh serta memberikan didalamnya beberapa karakateristik yang menjadikan keberlangsungannya dari satu keadaan ke keadaannya yang lain, yaitu senantiasa bergerak dan berpindah antara kegiatan dengan kemalasan, serius dengan main-main serta ketaatan dengan lawannya…
Allah memberikan taufik kepada orang yang didalam kegiatannya adalah ketaatan Allah, didalam kekuatan dan kelemahannya tetap teguh dari terjatuh kedalam apa-apa yang diharamkan Allah.
Diantara rahmat dan hikmah-Nya adalah menyediakan bagi manusia hal-hal yang mubah untuk melenyapkan berbagai pengaruh kejenuhan dan kebosanan setelah keseriusan dan aktivitas melalui hiburan dan permainan yang dibolehkan.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa permainan dan hiburan didalam lingkup yang dibenarkan menjadi sebuah kebutuhan jiwa… dan menjadi sebuah aksiomatis jika hal ini menjadi lebih digemari anak kecil daripada orang dewasa. Untuk itu islam dengan kekomprehensifannya tidaklah mengabaikan penataan hidup dari sisi yang penting ini, bahkan saling meninggikan ketika ia dijadikan sebagai pendukung yang membantu menunaikan berbagai kewajiban.
Didalam as Sunnah banyak sekali penjelasan yang menunjukkan hal itu serta menganjurkannya, diantaranya : sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 

"Tidak ada perlombaan kecuali dalam hewan yang bertapak kaki, yang berkuku serta memanah." (HR. Ahmad, at Tirmidzi, Abu Daud dan an Nasai yang dishahihkan oleh Ibnu al Qathan dan Ibnu ad Daqiq).

Peniadaan di sini adalah untuk menjelaskan “yang paling utama” dan “yang paling sempurna” bukan berarti bahwa bentuk-bentuk perlombaan selainnya tidak diperbolehkan seperti perlombaan berjalan kaki. “Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan perlombaan (berjalan) dengan istrinya, Aisyah radhiyallahu ‘anha” (HR. Bukhari)

Riwayat lainnya adalah bahwa “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri menyaksikan orang-orang Habasyah memainkan tombak.” (HR. Bukhari). Begitu juga “Nyanyian budak wanita pada hari raya dihadapannya saw.” (HR. Bukhari). Itu semua menunjukkan perhatian Pembuat syariat kepada kebutuhan jiwa ini dan bagaimana ia berfungsi untuk membantu berbagai tujuan-tujuan syar’i, seperti : kebugaran tubuh, latihan alat-alat perang dan tempur.
Dan bukan berarti berbagai hiburan dan permainan selainnya tidak diperbolehkan namun justru dibalik itu adalah bahwa dengan aspek ini seorang muslim akan terangkat dalam kehidupannya yaitu menjadikannya ingat dan membantunya didalam ketaatan kepada Allah swt dan ia juga bisa mewarnai kehidupan seorang muslim secara umum dalam rangka beribadah kepada Allah Robbul ‘alamin.

Adapun hiburan dengan permainan (game) di internet maka kami tidaklah mengharamkannya apabila ia terikat dengan rambu-rambu syar’i, dimana tidak terdapat didalamnya hal-hal yang diharamkan serta tidak menyibukkannya dari kewajibannya maka ia dibolehkan. Akan tetapi tujuan Pembuat syariat tidak bisa diteguhkan ketika terjadi kecanduan pada permainan dan kekhawatiran—khususnya—terhadap anak-anak yang memasuki dunia internet akan terpengaruh pribadinya dengan berbagai kerusakan akhlak, kesehatan, kecanduan menonton yang bisa membuatnya melanggar berbagai kewajiban dan berbagai kemudharatan lainnya yang tidak tersembunyi dari seorang pun. (Markaz a Fatwa No. 8089)
Wallahu A’lam









                                                                                    Sumber:http://edukasiislam.blogspot.com/2012/01/hukum-berbisnis-game-online-menurut.html?showComment=1412671047583#c3018204446143401637


TANDA TANDA ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA

TANDA TANDA ORANG BERIMAN DAN BERATQWA

Tanda-Tanda Dan Ciri_ciri Orang Beriman menurut Al-Qur'an
Uswah Islam pada hari ini kita akan belajar mengetahui apa sih sebenarnya tanda-tanda orang yang beriman itu. Karena ingin tahu yang sebenarnya, maka kita bisa mengambil ayat-ayat Al Qur'an yang memperkenalkan tanda dan ciri yang disebut dengan orang yang beriman.
Kita semuanya kalau ditanya Apakah Anda termasuk orang yang beriman?
Tentu saja kita jawab iya kan. Ya minimal kita akan menjawab Insya Alloh dan sebagainya yang pada intinya memang kita orang yang beriman.
Kata beriman di sini tentulah ada hubungannya dengan rukun iman yang ada 6 point yang wajib kita yakini dan tidak boleh tidak. Bisa saja seseorang mengaku beriman, tapi belum tentu juga, hanya Alloh SWT saja yang mengetahui isi hati seseorang.
Kita hanya bisa mengetahuinya lewat ciri-ciri atau tanda-tanda atau kebiasaan dan kelakuan orang tersebut.
Saudaraku yang seiman,
Peringatan Allah SWT telah jelas dan sangat menakutkan, karena kebalikan atau lawan kata dari orang beriman adalah orang kafir.
Masih ada satu lagi sebenarnya yang lebih menakutkan, yaitu musuh dalam selimut, orang munafik.
Kelompok orang munafik ini adalah orang-orang yang berpura-pura menunjukkan perilaku keislaman, namun hatinya tidak ada sama sekali rasa iman.
Coba perhatikan Suart Al-Baqarah ayat 8 di bawah ini.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman."
Sangat jelas sekali bahwa Allah SWT mengetahui isi hati setiap insan, terbukti Allah SWT membantah dengan keras pernyataan orang-orang munafik itu.
Lalu apa tanda-tanda orang beriman yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Berikut tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah SWT.
1. Sangat mencintai Allah SWT.
Ketahuilah bahwa orang kalau sudah mencintai pastinya akan sangat trengginas, cekatan dan aktif, dan dalam hal ini melakukan berbagai macam kebajikan sebagai wujud akan rasa cintanya.
Dalilnya, Suarat Al-Baqarah ayat 165.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya:
dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
2. Menjadi Kader Perjuangan Islam.
Dalil SUrat Al-Anfaal ayat 64-65
فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا تَتَّقُونَ
Artinya:
64. Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan Dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
65. dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
3. Selalu Komitmen dalam Syahadatnya.
Dalil Surat Al-Fath ayat 18
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
Artinya:
18. Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setiakepadamu di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).
4. Tiap Pekerjaan selalu didasari Ilmu.
Dalil Surat Al-Isar' ayat 36
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Artinya:
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
5. Mentaati Aturan.
Dalilnya Surat AN-Nisa' ayat 60, 65.
Surat An-Nur ayat 51
Surat Al-Ahzab ayat 36.
6. Hidup Berjamaah
Surat An-Nisa' ayat 59.
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya:
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.
7. Senantiasa Bersyukur.
Dalinya SUrat Saba ayat 13.
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Atinya:
13. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya dari gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
Allah SWT telah menggambarkan di dlam al-Quran tentang beberapa ciri orang yang bertaqwa. Di antaranya firmanNya
Maksudnya;
“Iaitu mereka yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib, yang mendirikan solat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman dengan Kitab al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka meyakini akan adanya (kehidupan) akhirat, Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beroleh kejayaan.” (al-Baqarah : ayat 2-5)
Firman Allah lagi;
Maksudnya;
“ Bukanlah dianggap kebajikan itu hanya sekadar menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan, dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekan hamba sahaya, mendirikan solat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila dia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar keimanan mereka dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (al-Baqarah : ayat 177)
Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapatlah kita fahami bahawa di antara sifat-sifat orang yang bertaqwa yang ada hubungkaitnya dengan keimanan dan amal ibadah adalah seperti berikut;
Beriman dengan perkara-perkara ghaib, iaitu percaya kepada perkara-perkara yang telah diberitahu oleh Allah melalui lidah rasulNya SAW, di mana perkara-perkara tersebut tidak mampu difikirkan oleh akal dan pancaindera manusia, seperti zat Allah Azza wa Jalla, Alam Akhirat, Malaikat, Syurga, Neraka, Alam kubur, Alam Mahsyar, Titian Sirat, Jin-jin, Siksaan Kubur, Arasy Allah dan lain-lain lagi.
Mendirikan solat dalam ertikata yang sebenar, dengan memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya, termasuk mendirikannya dengan penuh kekhusukan.
Menafkahkan sebahagian rezeki yang Allah telah anugerahkan dalam bentuk zakat wajib atau zakat sunat (sedekah) kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir ( yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan untuk memerdekakan hamba-hamba sahaya.
Beriman kepada kitab al-Quran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, termasuk suhuf-suhuf yang diturnkan oleh Allah kepada para nabi dan rasul, melalui perantraan Jibrail A.S.
Mengimani dan meyakini adanya kehidupan di akhirat setelah berakhirnya kehidupa di duni ini. Di sanalah segala amalan kita akan dinilai dan dihisab dengan penilaian dan penghisaban yang maha adil, kemudian akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan didunia ini. Samada berbahagia dan bergembira dengan mendapat balasan syurga atau menderita dan tersiksa dengan mendapat balasan neraka.
Menepati janji apabila berjanji, samada jaji tersebut berhubung kait dengan Allah dan sesama manusia
Bersabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di dalam peperangan
Selain dari sifat-sifat dan ciri-ciri di atas, terdapat beberapa lagi sifat-sifat dan ciri-ciri orang yang bertaqwa, di antaranya;
Menahan api kemarahan daripada menguasai diri sehingga akan menyebabkan dia bertindak di luar kawalan dan batasan
Memaafkan kesalahan orang lain, walaupun ketika itu dia mampu dan mempunyai kekuatan untuk mengambil tindakan dan membalas terhadap orang yang menzaliminya, namun maaf kesalahan mereka lebih diutamakan.
Segera mengingati Allah tatkala melakukan perbuatan keji (dosa-dosa besar yang mudharatnya tidak hanya ke atas dirinya seperti berzina, mencuri, membunuh, riba, menuduh orang melakukan kejahatan, merompak dan lain-lain lagi)dan menzalimi diri sendiri (dosa-dosa yang mudharatnya hanya menimpa dirinya sendiri, samada dosa-dosa besar atau kecil)
Memohon keampunan Allah setelah melakukan perbuatan-perbuatan dosa di atas dan berazam tidak akan meneruskan perbuatan-perbuatan tersebut.
Kenyataan di atas ini terkandung dalam firman Allah;
Maksudnya;
“ Dan bersegeralah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, iaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu senang ataupun susah dan orang-orang yang menahan api kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan, dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, maka mereka segera mengingati Allah, lalu memohon keampunan terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedangkan mereka mengetahui (hukum dan kesannya).”
(Ali Imran : ayat 133-135)
Beriman dan membenarkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dan memperjuangkan kebenaran tersebut.
Kenyataan ini selaras dengan firman Allah;
Maksudnya;
“ Dan mereka yang membawa (kebenaran) yang dibawa oleh Muhammad dan membenarkankannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperolehi apa sahaja yang mereka kehendaki dari sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan kepada orang yang melakukan.”
(az-Zumar : ayat 33-34)
Berlaku adil dalam menjatuhkan hukuman di kalangan manusia, sepertimana yang telah dijelaskan oleh Allah;
Maksudnya :
“ Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakan kebenaran kerana Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, kerana berlaku adil itu lebih dekat kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa sahaja yang kamu kerjakan.” (al-Maidah: ayat 8)
Mengagongkan syiar-syiar Allah, seperti mengagongkan syiar dalam ibadah haji, korban, solat berjemaah lima waktu, solat hariraya, solat minta hujan, solat gerhana bulan dan matahari, solat jumaat, menghidupkan Ramadhan, menghadiri majlis-majlis ilmu dan zikir dan lain-lain lagi berdasarkan firman Allah SWT;
Maksudnya;
“ Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa yang mengagongkan syiar-syira Allah, maka sesungguhnya itu timbul lantaran hati yang penuh dengan ketaqwaan.” (al-Haj : ayat 32)
Berjihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa raga. Firman Allah;
Maksudnya;
“ Orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak menyertai jihad dengan harta dan diri (jiwa raga) mereka. Dan Allah amat mengetahui orang-orang yang bertaqwa.” (at-Taubah : ayat 44)
Tidak bersifat sombong dan tidak melakukan kerosakan di muka bumi ini selaras dengan firman Allah;
Maksudnya:
“ Negeri akhirat (yang penuh dengan nikmat itu) Kami kurniakan untuk orang-orang yang tidak mahu menyombongkan diri dan dari melakukan kerosakan di muka bumi ini dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa







 sumber:https://www.facebook.com/permalink.php?id=567426959937721&story_fbid=662146480465768